Mahasiswa Prodi ILHA Raih Predikat IPK Terbaik

Mahasiswa Prodi ILHA Raih Predikat IPK Terbaik

ember- Peraih IPK tertinggi pada yudisium angkatan ke-XV yang diselenggarakan pada tanggal 17 Desember lalu bernama Shofiatul Qolbi. Gadis kelahiran Desa Poncogati Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso ini merupakan anak pertama dari dua bersaudara. 

 

Terlahir dari pasangan bapak Junaidi dan Ibu Emilia, Shofi tumbuh menjadi anak sulung yang bertanggungjawab dan mampu menjadi uswah bagi Adik satu-satunya.

 

Gadis berkacamata ini menuturkan bahwa saat ini ia merasa lega karena telah menyelesaikan studi S1nya dengan nilai yang memuaskan. Harapannya sang adik, Nikmatul Kamila yang saat ini tengah berstatus mahasiswa semester 3 Hukum Keluarga Fakultas Syariah pada kampus yang sama ini dapat meneruskan jejaknya bahkan harus bisa melampaui prestasinya. 

 

Apa yang dicapai saat ini oleh Shofi adalah hasil dari perjuangan dan kerja kerasnya untuk serius dalam setiap mata kuliah yang diikutinya. Setiap kali ia mulai merasa lelah atau bosan, orang tua menjadi support terdepan agar Shofi pantang mundur atas jalan yang sudah dipilihnya. 

 

"Pesan orang tua menjadi alarm bagi saya, mereka selalu menanamkan bahwa tugas saya adalah fokus belajar, kumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya, tidak usah memikirkan akan menjadi apa kamu kelak karena kalau berilmu insya Allah pekerjaan yang akan menghampiri". Ujarnya berkaca-kaca menahan haru.

 

Dari wejangan tersebut, Shofi kemudian termotifasi untuk giat belajar, mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin dan meminimalisir absen dari perkuliahan. "Saya tidak pernah mendapatkan peringkat sejak sekolah dasar hingga madrasah aliyah, tapi semenjak kuliah di program studi Ilmu Hadis ini, saya berusaha untuk mendapatkan nilai sebaik mungkin", lanjutnya. 

 

Shofi juga sangat berterimakasih kepada Ustadz Mawardi, kaprodi Ilmu Hadis yang memberikan tips pada awal menjadi mahasiswi dulu. "Untuk mendapatkan nilai yang bagus itu gampang. Pertama, selalu hadir pada setiap pertemuan. Kedua, kerjakan tugas tepat waktu. Ketiga, aktif didalam kelas dan yang terakhir, ikuti UTS dan UAS dengan sebaik mungkin". Ucapnya menirukan sang dosen. 

 

Gadis berkulit sawo matang ini juga tidak henti bersyukur atas pencapaiannya sampai pada titik ini, walaupun menurutnya nilai tidak dapat sepenuhnya menentukan masa depan dan kualitas seseorang, tetapi dengan nilai yang bagus, niat pertamanya hanya ingin membanggakan kedua orang tuanya. Memberikan kabar gembira yang tercetak dalam senyum sumringah kedua orang tuanya. 

 

"Ayah ibu, saya tidak bisa membayar jerih payah kalian, tapi Semoga apa yang saya raih saat ini bisa membuat kalian bangga sehingga ridho kalian akan menyertai kesusksesan saya di masa mendatang." Tutupnya. (Humas/Zoel)